Kisah Anak Singa Dalam Sekumpulan Kambing

Alkisah, pada suatu hutan terdapat seekor singa betina yang akan melahirkan. Singa betina tersebut sendirian, tiada kawan dari kelompoknya yang menemani. Singa betina tersebut melahirkan anaknya sendiri dengan susah payah, yang pada akhirnya singa betina tersebut meninggal setelah melahirkan anaknya.

Anak singa betina tersebut yang baru dilahirkan berusaha bangkit berdiri setelah keluar dari rahim ibunya. Namun anak singa yang baru dilahirkan tersebut masih rapuh dan keempat kakinya belum kuat menopang tubuhnya sendiri, sehingga anak singa tersebut terjatuh berulang kali. Namun demikian, anak singa tersebut tidak menyerah dan tetap berusaha berdiri dengan keempat kakinya.

Tidak lama berselang dari kelahiran anak singa tersebut, sekawanan kambing hutan muncul dari balik pepohonan. Kawanan kambing tersebut tengah mencari daerah baru untuk mereka mencari lokasi hijau, lokasi yang dapat memenuhi kebutuhan mereka berupa rumput segar dan mata air penghilang dahaga. Kawanan kambing tersebut menyaksikan sebuah pemandangan yang cukup mengharukan bagi mereka. Seekor makhluk lemah yang baru dilahirkan dengan dibaluti oleh cairan dari rahim induknya masih melekat ditubuhnya, berusaha untuk bangkit dan menopang tubuhnya menggunakan keempat kakinya.

Rasa iba menyelusup masuk kedalam hati salah seekor kambing betina yang juga baru melahirkan seekor anak kambing. Dia mendekati anak singa tersebut untuk memberikannya air susu sehingga anak singa tersebut akan memiliki kekuatan untuk mengangkat tubuhnya. Anak singa meminum air susu dari kambing betina tersebut dengan lahapnya hingga dari air susu tersebut diperolehnya kekuatan untuk berdiri menggunakan keempat kakinya dan perlahan namun pasti, anak singa tersebut mencoba berjalan dan hingga akhirnya dia dapat berlari.

Merasakan kebaikan dari kambing betina tersebut, anak singa merasa bahwa dia adalah ibunya dan semenjak saat itu, anak singa tersebut tinggal bersama dengan kawanan kambing hutan untuk mencari lokasi terbaik untuk mereka hidup. Anak singa tersebut turut menjalani kehidupan layaknya kambing hutan, dia makan-makanan yang sama dengan kambing hutan lainnya, dia bersuara seperti kambing hutan lainnya, dan dia merasa dia juga adalah kambing bukannya singa si raja hutan.

Suatu ketika kawanan kambing hutan ini dihadang oleh segerombolan serigala lapar yang meneror mereka. Kawanan kambing merasa ketakutan dibuatnya, mereka berhamburan kesana kemari untuk menyelamatkan diri mereka. Sang kambing betina yang membesarkan si anak singa meminta anak singa untuk menghadapi gerombolan serigala tersebut,

“Hai anak singa, hadapi gerombolan serigala tersebut, lindungi kami” kata kambing betina,

“Tidak jangan aku,” sambil berlari kebelakang kambing betina, dan berkata “aku bukan singa, aku kambing. Aku takut dengan mereka!”

“Apa maksudmu?” kata kambing betina, “keluarkan suaramu yang keras” perintahnya,

Si anak singa mematuhi perintah kambing betina tersebut dan dengan menggunakan seluruh kekuatannya untuk mengeluarkan suara yang keras namun yang keluar bukan auman seekor singa, akan tetapi

“embeeeeek” teriak sang anak singa.

Kaget sang kambing betina, kenapa bukan auman singa yang keluar pikirnya. Disaat itu pula, saudara sesusuan sang anak singa diterkam oleh serigala, dan dicabik-cabik seluruh tubuhnya. Tetap, sang anak singa tetap tidak menolong dan malah berlari menjauh menyelamatkan dirinya.

Ketika berlari menjauh tersebut, sejenak dilihatnya, kambing betina yang dianggapnya sebagai ibu, menjadi target berikutnya dari gerombolan serigala. Kambing betina tersebut berhasil ditangkap dan digigit lehernya oleh seekor serigala hingga jatuh tersungkur.

Melihat kejadian itu, sang anak singa muncul sedikit keberaniannya, dan berlari menuju kambing betina tersebut untuk menolongnya. Sang kambing betina merasa sedikit bahagia karena si anak singa datang menolongnya, namun tak berselang lama dia kembali dikagetkan dengan tingkah laku sang anak singa.

Anak singa tersebut berlari kencang menuju dirinya dengan kepala si anak singa menunduk layaknya akan menyeruduk seperti seekor kambing kenapa dia tidak menerkam seperti layaknya seekor singa?

Anak singa berhasil menanduk serigala yang menerkam kambing betina, dan dengan marah sambil merasa takut, si anak singa mengeluarkan suara dengan sangat keras. Namun suara tersebut tidak membuat sang serigala takut, melainkan sang serigala merasa berani.

Awalnya sang serigala merasa takut akan diterkam oleh anak singa, namun ketika mendengar teriak si anak singa, sang serigala malah berani karena sang singa berteriak

“embeeeeek” teriak si anak singa.

Sambil terperangah dan hampir tidak percaya dengan pendengarannya, sang serigala mengumpulkan keberaniannya untuk menerkam si anak singa karena menurut sang serigala, yang dihadapinya bukanlah seekor singa akan tetapi seekor kambing bertubuh singa atau seekor singa bermental kambing.

Tanpa pikir panjang, sang serigala menerkam si anak singa denga taring dimulutnya dan kuku di keempat kakinya. Namun si anak singa hanya menanduk sang serigala, tidak berusaha untuk menggigitnya menggunakan taring dimulutnya atau kuku-kuku tajam dikakinya.

Pertarungan ini tak berlangsung lama, karena sang serigala dengan mudahnya menaklukkan singa bermental kambing ini. Ketika sang serigala akan mengoyak tubuh si anak singa, dari arah belakang terdengar suara lantang yang sangat keras dan memekakkan telinga yang mendengarkan dan menyiutkan hati para penghuni hutan yang mendengarkannya.

“Auuuummmmmmm” teriak seekor singa kepada kawanan kambing dan gerombolan serigala yang berada di hadapannya.

Seluruh binatang yang ada di sana lari tunggang langgang termasuk si anak singa yang telah terluka karena terkaman serigala.

Singa yang baru datang tersebut heran dengan tingkah anak singa tersebut yang hanya bisa menanduk sang serigala, bukannya menerkam dan menggigitnya. Sang singa berlari mendekatinya, namun si anak singa tersebut terus berlari dengan tergopoh-gopoh sambil memohon untuk tidak dimakan,

“ampun......., jangan makan saya, ampun ......” teriak anak singa

“tidak, aku tidak akan memakan kamu, karena kamu seekor singa .....” teriak singa yang baru datang tadi.

Sambil memohon ampun dan terus berlari, si anak singa terus mengembik ketakutan. Makin heranlah si singa akan tingkah laku anak singa tersebut. Tak berapa lama, si anak singa berhasil ditangkap,

“tenang, aku tidak akan memakanmu, aku tidak memakan sesama singa . .” jelas sang singa.

“tapi, aku kambing, aku bukan singa . . .” kata si anak singa tidak percaya.

Kesal dengan prilaku si anak singa, sang singa mengajaknya ketepi sungai yang jernih dan memintanya untuk melihat dirinya di air tersebut.

Si anak singa menuju ketepi sungai dan memperhatikan tubuhnya, kemudian dia melihat tubuh singa di sampingnya.

“hei, tubuh kita sama, . . . .” kata si anak singa.

“tentu saja” kata sang singa “karena kita sama, kita seekor singa, kau seekor singa bukan seekor kambing, kita adalah singa si raja hutan.”

Akhirnya sang singa mengajarkan kepada anak singa tersebut perilakuk seekor singa,

“Auuuuummmmm.....” teriak si anak singa dengan lantang sehingga membuat takut seisi hutan, termasuk kawanan kambing yang telah lama mengurusnya dan juga gerombolan serigala yang menerkamnya.

Akhirnya si anak singa menjadi raja hutan, setelah sebelumnya potensi dirinya tertidur dan terkubur.

Umat Islam saat ini layaknya anak singa tersebut, diasuh, dibesarkan dan dididik menggunakan budaya kambing, yang selalu merasa takut, merasa lemah, merasa tak berdaya dihadapan makhluk lainnya. Budaya ini berkembang dengan pesat di dunia Islam, seperti cara pergaulan, cara berpakaian, cara pandang yang matrialistik.

Semua budaya yang diajarkan kepada anak-anak umat islam tersebut telah menidurkan serta mengubur potensi yang ada dalam diri umat Islam. Potensi singa penguasa hutan, yang tidak takut dengan siapapun, yang berani menghadapi segala persoalan hidup yang telah tegas digariskan menggunakan Al Quran dan Assunah.

200 juta umat Islam di Indonesia, jika semuanya bermental kambing, berbudaya kambing, maka tidak akan ada artinya dihadapan seekor serigala yang dengan liciknya menghadang dan menyergap serta memojok umat Islam sehingga dengan mudahnya menjadi santapan mereka.

Namun akan berbeda jika, 200 juta umat Islam ini sadar akan potensinya sebagai singa raja hutan. Maka tidak akan ada yang berani macam-macam. Umat Islam saat ini dijuluki sebagai singa yang sedang tertidur dan sedang terbuai oleh mimpinya sendiri, mimpi yang dihembuskan oleh musuh-musuhnya yang takut jika sang singa bangun, maka kebohongan yang mereka sebarkan, kebohongan yang mereka tiupkan akan terungkap dan mereka akan kehilangan kekuasaan yang kini dengan enaknya dipegang dan dimanfaatkan oleh mereka.

Bangkit!

Lawan!

Hancurkan!

Kisah dalam “Ketika Cinta Bertasbih 2” Karya Kang Ebik dengan digubah menggunakan bahasa sendiri dan tambahan disana sini oleh dian

Kewajiban Muslim Hanya Menyampaikan

Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk islam". Jika mereka masuk islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (ALI 'IMRAN (KELUARGA 'IMRAN) ayat 20)

Pagi-pagi dah dapet taushiyah dari temen, itu diatas taushiyahnya Ali Imran ayat 20.

Mungkin kita sering melihat, mendengar atau mempertanyakan mengenai Islam. Mempertanyakan seperti itu baik untuk mengetahui Islam seperti apa, hanya saja kalau pertanyaan tersebut hanya sekedar untuk berdebat kusir untuk mencari celah kekurangan dari Islam, apa hal tersebut juga akan menjadi baik?

Debat kusir dalam hal apapun tidak ada kebaikannya sama sekali. Karena debat kusir hanyalah bertujuan agar salah satunya K.O. dan tidak bisa menjawab segala pertanyaan yang diajukan. Kalau sudah debat kusir mengenai Islam terutama, cukup katakan
"Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Sudah cukup tidak usah dilanjutkan lagi.

Tadi pagi juga sebelum berangkat ke kantor di TransTV ada tayangan mengenai orang-orang yang masuk Islam setelah pindah dari keyakinannya terdahulu. Tak ada paksaan dalam memeluk agama, statement ini merupakan statement umum. Memeluk agama yang disukai merupakan hak asasi manusia. Dalam Islam pun hak ini juga tertuang dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 256.

Pada ayat diatas dikatakan "
Jika mereka masuk islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah)". Kalau mereka tidak mau mendengarkan itu sudah menjadi urusan mereka dengan Allah swt. setidaknya kewajiban kita telah dilakukan dengan menyampaikan yang Haq itu Haq dan yang Bathil itu Bathil.

Allahu 'alam

Anak dilahirkan dalam keadaan fitrah

Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Setiap anak dilahirkan dalam fitrahnya. Keduanya orang tuanya yang menjadikannya sebagai Yahudi, Nashrani atau Majusi.." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Yang benar bahwa maksud dari fitrah di dalam hadits itu adalah Islam, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda:

"Allah berfirman: "Aku telah menciptakan para hamba-Ku dalam fitrahnya yang lurus, lalu mereka tergoda oleh syetan sehingga menyimpang dari agama mereka. Maka Aku haramkan kepada mereka apa-apa yang Kuhalalkan kepada mereka. Lalu syetan memerintahkan mereka untuk menyekutukan diri-Ku denga sesuatu tanpa ilmu yang Ku-berikan kepadanya."

Yang ingin saya bahas bukanlah mengenai keyakinannya, namun mengenai pola pikir, tingkah laku, cara berbicara, cara berkomunikasi, cara bermain, dan berbagai macam prilaku sang anak.

Anak ketika baru dilahirkan masih dalam keadaan fitrah (islam), yang diketahuinya hanya Allah swt sebagai Tuhannya. Kenapa ketika si anak sudah besar tingkah lakunya ada yang baik dan ada yang jelek?

Baik buruknya pola pikir dan prilaku seorang anak merupakan peran dari :

  1. orang tua
  2. teman
  3. masyarakat
  4. pendidikan
  5. dan segala hal yang menyentuh kehidupan si anak melalui semua indra yang ada pada si anak seperti penglihatan, penciuman, pendengaran, dsb.
Untuk permasalahan fisik setiap anak dipersiapkan dengan proporsi yang sama oleh Allah swt (diciptakan dengan sempurna), namun karena tingkah pola hidup dan prilaku dari lingkungan tempat si anak akan lahir dapat memberikan perbedaan kualitas.

Contoh :
  • Orang tua perokok dapat menyebabkan si anak ikut merokok pula.
  • Asupan gizi yang kurang ketika sang bayi dikandungan dapat menyebabkan si anak perkembangannya lambat.
  • dll.
Mempersiapkan anak tidak hanya ketika anak sudah dikandungan, namun dimulai dengan mempersiapkan orang tua dan lingkungan sekitarnya.

Jangan menyalahkan seorang anak bila dimata kita terdapat kekurangan, koreksi diri kita karena kekurangan yang ada pada seorang anak merupakan peran dari orang tua dan lingkungan. Begitu juga kelebihan dan segala kebaikan, syukuri dan terus tingkatkan peran orang tua dan lingkungannya.

Allahu 'alam

Jadual Puasa Sunnah

Berikut adalah jadual 'Puasa Sunnah' sesuai penanggalan Masehi. Tahun 2008.
------------ --------- --------- --------- --------- --------- -
1. Puasa tiap hari Senin dan Kamis.

2. Puasa 3 (tiga) hari setiap bulan - 'shaumul biidh' -
Yakni pada tanggal 13.14.15 - penanggalan Islam - (saat bulan purnama).
- 22, 23, 24 Januari 2008 / Muharram 1429 H
- 20, 21, 22 Februari 2008 / Shafar 1429 H
- 21, 22, 23 Maret 2008/ Rabi'ul Awwal 1429 H
- 20, 21, 22 April 2008/ Rabi'ul Akhir 1429 H
- 19, 20, 21 Mei 2008/ Jumadil Awwal 1429 H
- 17, 18, 19 Juni 2008/ Jumadil Akhir 1429 H
- 16, 17, 18 Juli 2008/ Rajab 1429 H
- 15, 16, 17 Agustus 2008/ Sya'ban 1429 H

Puasa Ramadhan 1429 H : 1 September 2008 - 30 September 2008.

- 13, 14, 15 Oktober 2008/ Syawwal 1429 H
- 11, 12, 13 November 2008/ Dzulqa'idah 1429 H
- 12, 13 Desember 2008/Dzulhijjah 1429H.
11 Desember 2008 bertepatan dengan hari tasyriq - 13 Dzulhijjah 1429 H.
Hari tasyriq tidak diperkenankan berpuasa.

3. Puasa 1/3 (sepertiga) bulan - Yakni di bulan Dzulhijjah.
Antara 11 Desember 2007 - 9 Januari 2008 / Dzulhijjah 1428 H
Antara 29 November 2008 - 28 Desember 2008/ Dzulhijjah 1429 H
Puasa tanggal 9 Dzulhijjah (Arafah) bagi selain orang yang melaksanakan haji.
Yakni : 7 Desember 2008/ 9 Dzulhijjah 1429 H

Tidak diperkenankan berpuasa :
Hari Idul Adha - 10 Dzulhijjah/ 8 Desember 2008
Hari tasyriq - 11, 12, 13 Dzulhijjah/ 9, 10, 11 Desember 2008/ Dzulhijjah 1429 H


4. Puasa bulan Muharram - 'Asyura' selama 3 (tiga) hari - tanggal 9,10,11 Muharram.
Sangat dianjurkan tanggal 9 dan 10 ( Tasu'a dan 'Asyura )
Yakni : 18, 19, dan 20 Januari 2008/ Muharram 1429 H.

5. Puasa pada sebagian bulan Sya'ban.
Antara 3 Agustus - 31 Agustus 2008.

6. Puasa 6 hari pada bulan Syawwal.
Antara 2 Oktober - 29 Oktober 2008.
Tidak diperkenankan puasa pada 1 Syawwal - 1 Oktober 2008.

7. Puasa Daud - berpuasa berselang-seling.
Berpuasa satu hari lalu berbuka satu hari.

Ringkasan - Referensi :
Fiqhus Sunnah Sayyid Sabiq
Tamamul Minnah, Muhammad Nashiruddin al-Albani
Al-Islam- Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
Penanggalan Tahun 2008 - Penerbit Gema Insani.

Tidak Diterima Kecuali Yang Baik

Kini, kata baik kadang mendapat tempat yang tidak sesuai. Contoh memberikan contekan, mereka yang diberi contekan mengatakan orang yang memberikan contekan sebagai orang yang baik karena telah membantunya. Contoh seorang koruptor yang mendirikan masjid dengan uang hasil korupsinya. Kita mungkin menganggapnya baik, tapi dimata Allah swt. apa yang dilakukannya tidaklah baik.

Dalam hadist arbain ke 10 disebutkan :

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah e bersabda : Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya : Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalehlah. Dan Dia berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata : Ya Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan. (Riwayat Muslim).

Pelajaran :

1. Dalam hadits diatas terdapat pelajaran akan sucinya Allah ta’ala dari segala kekurangan dan cela.

2. Allah ta’ala tidak menerima kecuali sesuatu yang baik. Maka siapa yang bersedekah dengan barang haram tidak akan diterima.

3. Sesuatu yang disebut baik adalah apa yang dinilai baik disisi Allah ta’ala.

4. Berlarut-larut dalam perbuatan haram akan menghalangi seseorang dari terkabulnya doa.

5. Orang yang maksiat tidak termasuk mereka yang dikabulkan doanya kecuali mereka yang Allah kehendaki.

6. Makan barang haram dapat merusak amal dan menjadi penghalang diterimanya amal perbuatan.

7. Anjuran untuk berinfaq dari barang yang halal dan larangan untuk berinfaq dari sesuatu yang haram.

8. Seorang hamba akan diberi ganjaran jika memakan sesuatu yang baik dengan maksud agar dirinya diberi kekuatan untuk ta’at kepada Allah.

9. Doa orang yang sedang safar dan yang hatinya sangat mengharap akan terkabul.

10. Dalam hadits terdapat sebagian dari sebab-sebab dikabulkannya do’a : Perjalanan jauh, kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam keadaan kumal dan berdebu, mengangkat kedua tangan ke langit, meratap dalam berdoa, keinginan kuat dalam permintaan, mengkonsumsi makanan, minuman dan pakaian yang halal.

Allahu ‘alam

Tawadhu

Di antara tanda-tanda tawadhu’ itu adalah:

  • Pertama, engkau menonjolkan diri terhadap sesamamu, maka engkau sombong. Dan apabila engkau menyatu dalam kebersamaan dengan mereka, maka engkau tawadhu’.
  • Kedua, apabila engkau berdiri dari tempat dudukmu dan mempersilakan orang berilmu dan berakhlaq duduk di tempatmu maka engkau tawadhu’.
  • Ketiga, apabila engkau menyambut orang biasa dengan ramah dan wajah yang menyenangkan, dengan kata-kata yang akrab, memenuhi undangannya, maka engkau tawadhu’.
  • Keempat, apabila engkau mengunjungi orang yang lebih rendah status sosialnya atau yang sederajat denganmu, atau membawakan barang-barang bawaan yang ada di tangannya, maka engkau tawadhu’.
  • Kelima, apabila engkau mau duduk bersama fakir miskin, menjenguk yang sakit, orang-orang cacat, memenuhi undangan mereka, makan bersama mereka, engkau orang tawadhu’.
  • Dan keenam, apabila engkau makan dan minum secara tidak berlebihan dan tidak untuk demi gengsi, sekali lagi engkau tawadhu’.
Ketika kita duduk dibelakang dalam satu majelis dan mempersilahkan yang lain duduk didepan kita telah berusaha untuk tawadhu, namun ketika kita berpikiran bahwa kita tidak pantas duduk dibelakang, harusnya duduk didepan, maka kita sudah tidak tawadhu.

Mereka yang tawadhu' selalu beranggapan orang lain selalu lebih baik dari mereka, sehingga ketika orang lain berbicara dengannya, ia akan memperhatikan dengan seksama.

Allahu'alam

no1 sampai 6 Didapat dari sini

Merendahkan Suara

Oleh: Ulis Tofa, Lc

dakwatuna.com - Manusia secara alami lebih cenderung kepada kebaikan, kuat potensi fitrahnya, hidup hati nuraninya, dan lebih condong pada sikap dasar manusia. Manusia berubah dari sifat dasar kemanusiaan menyamai perilaku binatang karena dipengaruhi oleh lingkungan dan tentunya musuh abadinya, yaitu iblis. Karena itu Islam diturunkan di muka bumi adalah dalam rangka untuk menjaga bangunan akhlak manusia dan menyempurnakan kepribadian manusiawi mereka. Pesan ini ditegaskan sendiri secara langsung oleh Rasulullah saw dalam sabdanya,

“Saya hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”

Bahkan akhlak yang mulia menjadi cermin kekuatan dan ketinggian iman seseorang. Dengan kata lain, semakin baik akhlak seseorang, semakin terpuji moral seseorang, itu menunjukkan kadalaman dan kualitas imannya. Keduany laksana dua sisi mata uang. Rasulullah saw bersabda,

“Paling sempurna keimanan seorang mukmin adalah yang paling baik akhlaknya.”

Kalau ditelusuri secara mendalam, bahwa semua peribadatan yang diperintahkan Allah swt adalah dalam rangka untuk membentuk akhlak mulia dan kepribadian yang mempesona. Sehingga ritual ibadah bukanlah kosong tanpa makna, ketaatan bukan kering tanpa ruh, gerakan dan ucapan bukan tanpa arti.

Ibadah shalat misalnya, shalat yang dilaksanakan dengan benar sesuai ketentuannya akan mampu melahirkan bagi pelakunya benteng-benteng akhlak yang berlapis. Tidak hanya menjadi pribadi yang baik, bahkan mampu menjaga pelakunya dari kejahatan dan kemunkaran.

Allah swt berfirman, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS. Al Ankabut : 45

Salah satu bentuk akhlak mulia itu adalah khafdhus shauth.

Pengertian Khafdhus Shaut

Khafdhus Shauth berasal dari dua akar kata. Khafdhu dan shauth. Khafdhu artinya merendahkan atau meneduhkan. Shauth artinya suara atau omongan. Khafdhus Shaut berarti merendahkan suara saat berbicara, bercakap, berkomunikasi bahkan ketika berdo’a dan melaksanakan taqarrub ilallah swt.

Lisan atau lidah adalah sarana yang fital dan mudah digunakan. Fital karena sebagai penyampai maksud dan informasi dan mudah karena boleh jadi lisan mengucapkan tanpa disadari oleh pelakunya alias asbun.

Karena itu Rasulullah saw memberi taujih atau arahan bagaimana seharusnya menggunakan lisan dalam sabdanya, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaklah ia berkata baik atau diam.” HR. Bukhari

Maskud lain hadits ini adalah jika berbicara itu dengan menghormati orang yang diajak berbicara, memperhatikan keselarasan intonasi suara, tidak meledak-ledak yang menunjukkan sikap emosional dan hawa nafsu dalam dirinya, sekaligus tidak terlalu rendah sehingga tidak bisa didengar. Jika tidak bisa melakukan hal yang demikian, hendaklah diam.

Dalam kesempatan yang lain beliau bersabda,

“Barangsiapa yang Allah jaga dari keburukan apa yang diakibatkan dari lisan dan kemaluan , ia akan masuk surga.”

Bentuk menjaga lisan di sini juga berarti merendahkan suara, selain juga tidak menyakiti orang lain, adu domba atau berkata jorok.

Merendahkan suara tidak hanya ketika berhubungan dengan sesama manusia, namun juga berhubungan dengan Sang Pencipta. Mislanya ketika shalat, berdo’a dan ibadah taqarrub lainnya. Allah swt berfirman,

”Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, dia mempunyai Al Asmaaul Husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.” (Al Isra’ / 17 : 110).

”Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.” (Maryam / 19 : 3)

”Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Al A’raf / 7 : 55)

Lembutkan Hati

Tampilan lahiriyah seseorang menunjukkan kondisi hati sebenarnya orang tersebut, dan pengungkapan dzahir seseorang mewakili isi hatinya. Rasulullah saw menegaskan hal ini dalam sabdanya,

”Ingatlah bahwa dalam diri seseorang ada segumpal daging, jika daging itu baik maka seluruh anggota badan akan baik, jika sepotong daging itu buruk maka buruklah seluruh anggota badan. Ingatlah bahwa sepotong daging itu adalah hati.”

Disini nampak pentingnya mengkondisikan suasana hati. Suasana hati senantiasa dalam dzikrullah, ketaatan dan pengawasan Allah swt.

Jika suasana hati tidak diisi dengan hal yang demikian, maka pasti ia akan diganti oleh setan dengan hal-hal yang buruk.

Bentuk tipu daya setan bisa berupa mengumbar omongan, mengeraskan pembicaraan dan tidak menghormati orang lain. Padahal Allah swt memerintahkan kita untuk menjaga lisan dan tidak mengumbarnya apalagi berkata yang tidak baik, sehingga akan menodai kepribadiannya.

”Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (Lukman : 19)

Bentuk tipu daya setan yang lain adalah amarah dan dendam kesumat. Amarah dan dendam kesumat akan mengeraskan dan menodai hati. Makanya Rasulullah saw ketika dimintai nasehat oleh salah seorang sahabatnya tentang urusan agama –yang sangat kompleks- namun beliau jawab dengan singkat, hanya dua kata, ”Jangan marah”.

Dari Abu Hurairah berkata, seseorang datang menemui Rasulullah saw dan meminta diajarkan perkara agama dan ia meminta untuk tidak banyak-banyak sehingga tidak memberatkan, maka Rasulullah saw menjawab, “Jangan marah. Orang itu bertanya sampai tiga kali, dan dijawab Rasulullah saw dengan jawaban yang sama, “Jangan marah.”

Menghindari Fitnah

Bagaimana dengan muslimah ? Apa batasan merendahkan suara ?

Suara bagi muslimah adalah aurat yang harus dijaga. Batasan merendahkan suara bagi mereka adalah ketika suara itu tidak mendorong orang yang mendengarnya untuk menggoda dan melakukan perzinahan.

Allah swt berfirman,

“Hai isteri-isteri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.”(Al Ahzab / 33 : 32)

Ayat ini tidak hanya berkenaan dengan istri-istri Nabi, tapi berlaku untuk kaum muslimah secara keseluruhan.

Kalau kita lihat kejadian-kejadian yang menimbulkan perselisihan, pertengkaran bahkan saling membunuh lebih banyak karena kelancangan lisan dan terlukainya hati. Untuk menghindari itu, Islam telah menetapkan cara antisipasi berupa: anjuran untuk merendahkan suara, menaham amarah, dan berdiam diri.

Nash-nash yang dibahas di sini serta contoh konkrit Nabi Muhammad yang akan dibahas menjadi bukti Indahnya Islam tersebut.

Teladan Rasul

Sungguh dalam diri Rasul ada suri teladan yang baik. Inilah jenak-jenak kehiduapn beliau yang indah yang seyognya diteladani oleh setiap orang.

Tatkala beliau ditarik selendangnya dengan kasar oleh seorang yahudi dan menagih utangnya dengan tidak sopan, Rasul tidak membalas dengan ucapan menghardik atau pekikan marah. Justru umar yang dengan tegasnya meminta agar dirinya memenggal kepala orang yang tidak sopan itu. Rasul hanya bertanya padanya, Berapa tanggungan saya ? Dan akhirnya beliau menyuruh sahabatnya untuk mengambilkan uang di Baitul Mal kaum muslimin dan melunasinya.

Rasul juga tidak pernah membalas perlakuan orang-orang musyrik Quraisy yang setiap hari menyakitinya dengan sumpah serapah atau umpatan amarah.

Atau perlakuan Rasul terhadap seorang yahudi yang buta yang setiap hari mengumpat beliau setiap kali melewatinya saat akan melaksanakan shalat. Justru Rasul menyuapinya dengan sangat perhatian dan kelembutan. Sepeninggal Rasul, si yahudi ini heran, orang yang sekarang menyuapi dirinya dirasakan tidak sama dengan orang yang sebelumnya. Abu Bakar yang menyuapinya menggantikan Rasul menjawab, ”Yang anda maksud adalah Muhammad utusan Allah.” Seakan disambar petir di siang bolong, ia terkesima; orang yang selama ini saya jelek-jelekkan, menyuapi dirinya dengan tekun. Sungguh ajaran yang dibawanya sangat mulia. Ketika itu ia mengucapkan Syahadat.”

Bagaimana Rasulullah saw berkomunikasi dengan keluarganya ? Dengan anak-istrinya ? Kita temukan di banyak riwayat bahwa beliau selalu berkata lembut, ramah, dan panggilan kasih sayang. Dengan istri-istrinya beliau selalu menyenangkan dan membahagiakan mereka dalam beragam bentuknya. Dengan anak-anak, beliau selalu mengecup kening dan mencium pipi dengan kasih sayang. Merendahkan suara, jauh dari sikap kasar dan omongan menyakitkan.

Hikmah Merendahkan Suara

1. Menyebabkan kasih sayang Allah swt. Bahwa salah satu bentuk kasih sayang terhadap orang lain adalah berkata sopan dan merendahkan suara.

“Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi Ar Rahman. Sayangilah orang yang berada di muka bumi, pasti yang di langit akan mengasihimu.”

2. Menunjukkan tingginya kepribadian dan akhlak mulia, yang berarti menjadi mulia di sisi Allah swt, “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al Hujurat : 13)

3. Menumbuhkan kecintaan dan kedekatan.

“Tidak termasuk umatku, orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda.” .

Bentuk kecintaan dan kedekatan adalah merendahkan suara terhadap yang tua dan mengasihi yang lebih muda.

Allahu a’lam.

dapet dari sini

Jauhi Larangan & Laksanakan Perintah

Pada suatu masa di zamana Nabi Musa as. terdapat pembunuhan yang tidak diketahui siapa yang melakukannya. Karena permasalahan ini, bani Israil menanjakan perihal ini kepada Nabi Musa as. Nabi Musa as. kemudian meminta mereka untuk mencari seekor sapi untuk memecahkan permasalahan ini. Sudah wataknya bani Israil yang entah bisa dikatakan kritis atau terlalu nyeleneh, mereka menanyakan perihal sapi tersebut.

Mereka menanyakan jenisnya sapi jantan atau betina, warna kulitnya, berat tubuhnya, pernah digunakan untuk bekerja atau belum, dsb. Alhasil pertanyaan-pertanyaan mereka tersebut malah membebani mereka sendiri dalam mencari sapi yang dimaksud.

Sesungguhnya dalam Agama Islam yang dijabarkan dalam Al quran dan Assunah sudah memberikan kejelasan terhadap perintah dan larangan. Cukuplah perintah dan larangan tersebut dipatuhi tidak perlu seperti layaknya bani Israil yang menanyakan itu ini yang kemudian memberatkan diri sendiri.

Ketika di bulan Ramadhan, Rasulullah saw. melaksanakan sholat yang dikenal dengan sholat tarawih selama beberapa malam di awal Ramadhan. Ketika semakin banyak yang turut berjamaah dengan beliau, Rasulullah saw malah berhenti di malam berikutnya karena dikhawatirkan amalan tersebut malah jadi di wajibkan.

Dari hadist arbain kesembilan berbunyi :

Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Sakhr radhiallahuanhu dia berkata
: Saya mendengar Rasulullah
e bersabda : Apa yang aku larang hendaklah kalian menghindarinya dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian laksanakan semampu kalian. Sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian adalah karena banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna) dan penentangan mereka terhadap nabi-nabi mereka. (Bukhori dan Muslim)

Dari hadits diatas dapat ditarik pelajaran :

1. Wajibnya menghindari semua apa yang dilarang oleh Rasulullah e.

2. Siapa yang tidak mampu melakukan perbuatan yang diperintahkan secara keseluruhan dan dia hanya mampu sebagiannya saja maka dia hendaknya melaksanakan apa yang dia mampu laksanakan.

3. Allah tidak akan membebankan kepada seseorang kecuali sesuai dengan kadar kemampuannya.

4. Perkara yang mudah tidak gugur karena perkara yang sulit.

5. Menolak keburukan lebih diutamakan dari mendatangkan kemaslahatan.

6. Larangan untuk saling bertikai dan anjuran untuk bersatu dan bersepakat.

7. Wajib mengikuti Rasulullah e, ta’at dan menempuh jalan keselamatan dan kesuksesan.

8. Al Hafiz berkata : Dalam hadits ini terdapat isyarat untuk menyibukkan diri dengan perkara yang lebih penting yang dibutuhkan saat itu ketimbang perkara yang saat tersebut belum dibutuhkan.


Allahu 'alam

Hak & Kewajiban Seorang Muslim

Tidak ada paksaan dalam memasuki suatu komunitas, namun ketika kita telah memasuki dan terjun dalam komunitas tersebut saat itulah paksaan terhadap kita mulai diberikan. Apakah harus mengikuti pelatihan, membayar sejumlah uang untuk pendaftaran, dsb.


Laa Ikroha Fiddiin, tidak ada paksaan dalam memeluk agama, namun ketika kita menyakini Islam sebagai jalan yang benar dan masuk Islam dengan mengucapkan syahadat (paksaan pertama, karena kalau tidak mengucapkan syahadat maka tidak sah keislamannya, maka segala hak dan kewajiban dalam Islam harus dilaksanakan.

Hadits kedelapan dari hadits arbain susunan Imam An Nawawi yang berbunyi :

Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma sesungguhnya Rasulullah e bersabda : Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu maka darah dan harta mereka akan dilindungi kecuali dengan hak Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah U (Riwayat Bukhori dan Muslim)

secara praktis dialami zaman kekhalifahan Abu Bakar As-Shiddiq, sejumlah rakyatnya ada yang kembali kafir. Maka Abu Bakar bertekad memerangi mereka termasuk diantaranya mereka yang menolak membayar zakat. Maka Umar bin Khottob menegurnya seraya berkata : “Bagaimana kamu akan memerangi mereka yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah sedangkan Rasulullah telah bersabda : Aku diperintahkan…..(seperti hadits diatas)” . Maka berkatalah Abu Bakar : Sesungguhnya zakat adalah haknya harta”, hingga akhirnya Umar menerima dan ikut bersamanya memerangi mereka.

Pelajaran yang terdapat dalam hadits

1. Maklumat peperangan kepada mereka yang musyrik hingga mereka selamat.

2. Diperbolehkannya membunuh orang yang mengingkari shalat dan memerangi mereka yang menolak membayar zakat.

3. Tidak diperbolehkan berlaku sewenang-wenang terhadap harta dan darah kaum muslimin.

4. Diperbolehkannya hukuman mati bagi setiap muslim jika dia melakukan perbuatan yang menuntut dijatuhkannya hukuman seperti itu seperti : Berzina bagi orang yang sudah menikah (muhshan), membunuh orang lain dengan sengaja dan meninggalkan agamanya dan jamaahnya .

5. Dalam hadits ini terdapat jawaban bagi kalangan murji’ah yang mengira bahwa iman tidak membutuhkan amal perbuatan.

6. Tidak mengkafirkan pelaku bid’ah yang menyatakan keesaan Allah dan menjalankan syari’atnya.

7. Didalamnya terdapat dalil bahwa diterimanya amal yang zhahir dan menghukumi berdasarkan sesuatu yang zhahir sementara yang tersembunyi dilimpahkan kepada Allah.

Allahu 'alam

Agama Adalah Nasihat

Dari Abu Ruqoyah Tamim Ad Daari radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah e bersabda : Agama adalah nasehat, kami berkata : Kepada siapa ? beliau bersabda : Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada pemimpan kaum muslimin dan rakyatnya. (Riwayat Bukhori dan Muslim)

Sebarkan kebaikan, Rasulullah saw mengatakan sampaikan dariku walau satu ayat. Kalau Rasulullah saw yang bersabda, tentu ayat ayat (ucapan, perkataan, ilmu, dll) yang baik, bukan yang buruk.

Dalam banyak penelitian juga banyak menyinggung mengenai perkataan positif, pemikiran positif, tingkah laku positif, dan segala yang positif lainnya dapat mendukung berbagai hal yang menguntungkan bagi kita. Dapat berupa panjang umur, tidak mudah stress, tidak mudah sakit, dll.

Ketika kita senyum hanya diperlukan satu urat, sedangkan ketika kita marah akan memerlukan lebih banyak urat. Ketika urat (otot) yang dipergunakan banyak makin banyak pula energi yang dikeluarkan. Semakin banyak energi yang dikeluarkan, semakin cepat lelah seseorang.

Pelajaran Hadis Arbain Ke 7 diatas antara lain

  1. Agama Islam berdiri tegak diatas upaya saling menasihati, maka harus selalu saling menasihati diantara masing-masing individu muslim.
  2. Nasihat wajib dilakukan sesuai kemampuannya .
Allahu 'alam

Miris

Miris hati ini ketika mendapat informasi dari teman, mendengar dan melihat berbagai macam berita seputar produk daur ulang ataupun bukan daur ulang yang beredar di masyarakat. Belum lama terdengar kasus penggunaan alat kontrasepsi bekas untuk di daur ulang menjadi ikat rambut dan berbagai macam produk dari karet lainnya.

Alasannya satu karena lebih murah. Apakah harga menjadi satu-satunya penentu dalam produksi?? apakah tidak memperhatikan faktor lainnya?? seperti kesehatan, budaya, lingkungan, dll??

Negara barat dalam pandangan saya sebagai negara yang materialistik, yang semuanya diukur dengan uang. Namun coba lihat di Amerika Serikat (negara barat) yang dikatakan sebagai negara materialistik, yang mengukur segalanya dengan uang. Mereka terlihat lebih Islami kalau sisi materialistiknya disingkirkan terlebih dahulu.

Saya mendengar dari cerita kawan-kawan yang pernah keluar negeri bahwa alat transportasinya bersih, di Jerman kalo punya hewan peliharaan namun g diurus pemiliknya akan dituntut oleh negara, di Jerman kalo mendirikan rumah makan harus lolos dari tes kesehatan yang dilakukan pemerintahnya.

Kalo melihat sisi yang sebelah sini negara barat tidaklah sematerialistik yang saya pikirkan. Namun coba kita perhatikan di televisi (biasanya TransTV) yang menunjukkan ayam yang diberikan pengawet mayat biar tahan lama, ikat rambut karet yg dibuat dari alat kontrasepsi bekas, dll. Kalo dilihat dari sisi ini kita (Indonesia) ternyata lebih materialistik.

Jadi tolonglah kepada semua produsen tolong perhatikan konsumen anda, karena anda sebelum menjadi produsen adalah konsumen juga. Apa anda ingin menggunakan produk yang tidak baik bagi anda??

allahu 'alam

Disini Juga Ada

Sabar

Yang dikatakan dengan sabar itu yakni sikap pertama kita ketika mendapat cobaan. Salah satu Resolusi yang saya buat untuk tahun 2008 yakni lebih sabar. Tampaknya ujian kesabaran ini sudah dimulai sejak saat ini, sehingga outputnya tahun 2008 nanti Insya Allah menjadi lebih sabar jika jika dapat melewati ujian kesabaran saat ini.

Kemarin saya hanya di uji dengan lubang dijalan yang menyebabkan kedua ban motor saya (depan dan belakang) bocor. Kemudian untuk mencari tambal ban harus mendorong motor sekitar (dari stasiun Depok ke Stasiun Pondok Cina) 500-600 m?? Lumayan itung-itung pra mukhayyam. Sikap pertama saya diam. Hanya saat ini saya g tau diam saya termasuk sabar atau tidak biar Allah swt. yang menilai.

Berbeda dengan Ummu Sulaim ketika menghadapi kematian anaknya. Ummu Sulaim langsung mengambil inisiatif dan bertindak dengan sangat hebat. Ketika anaknya meninggal, Abu Thalhah suami Ummu Sulaim sedang tidak ditempat. Ummu Sulaim berpesan kepada sanak saudara dan tetangganya untuk tidak memberitahu Abu Thalhah mengenai kematian anaknya.

Ketika Abu Thalhah tiba dikediamannya Ummu Sulaim menjamu sang suami dengan jamuan istimewa, bukan sebagai sogokan agar suaminya tidak marah, tapi sebagai salah satu strategi yang di ambil Ummu Sulaim. Abu Thalhah dijamu makan dan dibuat hatinya senang. Pada saat hatinya senang itulah mereka berdua melakukan hubungan suami istri.

Setelah berhubungan suami istri, barulah Ummu Sulaim memberitahukan kepada Abu Thalhah perihal anaknya. Abu Thalhah sangat marah sehingga melaporkannya kepada Rosulullah saw. Namun apa yang terjadi ketika Abu Thalhah melaporkannya?? Nabi saw. mendoakan keduanya agar dari hubungan suami istri yang dilakukan dapat menghasilkan anak. Dan benarlah doa Rosulullah saw. Abu Thalhah dan Ummu Sulaim mendapatkan anak-anak yang Hafidz Quran dan Syahid di medan perang.

Kini saya mampu g seperti Ummu Sulaim?? La Tahzan Innallaha Ma'ana. Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama saya. Mungkin itu yang ada dipikiran Ummu Sulaim.

Ya Allah berikan kemampuan kepada saya dan kepada orang-orang yang berjalan menujuMu kesabaran dalam menempuh ujian dan cobaan yang Engkau berikan. Karena sesungguhnya ya Allah, ujian dan cobaan itu Engkau berikan karena Engkau menyayangi kami.

Amiiin

Allahu 'alam

Disini Juga Ada

Fiksi Ilmiah? Tidak Lagi

Oleh : Nurdiansyah
Bioengineering & Technology Division
Engineering Center UI
Begitulah kira-kira perkembangan ilmu pengetahuan saat ini. Fiksi Ilmiah (Science Fiction) merupakan subbagian dari fiksi yang dapat diartikan sebagai literatur yang menakjubkan karena mengandung spekulasi berdasarkan teknologi saat ini atau teknologi masa depan. Kenapa menakjubkan? Biasanya fiksi ilmiah ini mencoba untuk menampilkan suatu kondisi yang tidak dan atau belum pernah dijumpai oleh orang-orang dimasanya atau kondisi yang diharapkannya. Sebagai contoh perjalanan ruang angkasa pada Startrek atau kisah masyarakat ideal dalam Utopia karya Thomas More, dan banyak lagi lainnya.
Fiksi ilmiah ditemukan dalam berbagai bentuk media, seperti :
  1. Buku
  2. Seni
  3. Film
  4. Permainan
  5. dll.
Fiksi Ilmiah berbeda dengan fantasi (angan-angan), dalam segi penerapannya dimasa depan fiksi ilmiah memiliki kemungkinan besar untuk diterapkan atau dapat juga sesuai dengan hukum alam, namun masih terdapat elemen khayalan dari pembuatnya.
Fiksi Ilmiah umumnya dibuat untuk menghibur dan secara rasional mencoba mencari kemungkinan lain yang berbeda dari pengetahuan umum yang diketahui saat ini, seperti :
  1. Kondisi masa depan dalam garis waktu yang berbeda (misal kondisi bumi ratusan tahun kedepan yang tidak memerlukan uang seperti dalam startrek), atau sejarah masa lalu yang bertentangan dengan fakta sejarah yang diketahui melalui rekaman arkeologi (misal fiksi ilmiah adanya zaman naga seperti dalam eragon).
  2. Kondisi di luar angkasa, di dunia lain, atau yang terkait dengan alien (makhluk luar angkasa).
  3. Kisah yang bertolak belakang dengan hukum alam yang telah diketahui.
  4. Kisah yang melibatkan penerapan prinsip-prinsip ilmiah yang baru seperti perjalanan waktu, nanoteknologi, bepergian lebih cepat dari cahaya atau robot atau sistem sosial yang baru atau berbeda dari kondisi saat ini.

Hawa Hasil Kloning?

Sungguh Ilmu yang ada didunia saat ini, memang sudah ada sandarannya dan juga sudah ada contohnya dari Sang Pemilik Ilmu. Kemaren baru terpikirkan mengenai penciptaan Adam as. dan Hawa. Adam as. diciptakan oleh Allah swt dengan membentuk tanah lempung yang diambil dari berbagai macam tempat dan berbagai macam warna. Sedangkan hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam as. seperti dalam Surat An Nisa ayat 1.
1. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
[263] Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa Yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.
[264] Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.
Teknologi kloning yang diraih oleh manusia dengan dihasilkannya domba hasil kloning, Dolly, secara prinsip sama dengan penciptaan Hawa, yakni dengan mengambil sebagian dari tubuh individu.

Kecewa? Cape Deh

Saya yakin, kita semua pasti pernah kecewa. Kecewa karena ditolak, ditinggal, mendapat motor padahal pengennya mobil, dll. Pembelajar sejati katanya belajar dari segala hal, tidak hanya hal-hal yang positif saja, namun juga dari hal yang negatif seperti kecewa. Salah satu point yang bisa diambil dari kecewa yakni kenapa kita bisa sampai kecewa.

Kalau untuk terhindar dari kecewa cukup satu resepnya, sandarkan segala - galanya pada Allah swt. Insya Allah g akan pernah kecewa itu hinggap pada kita. Mungkin sulit untuk menyandarkan segala - galanya pada Allah swt.

Sebelum mampu menyandarkan pada Allah swt. mungkin dengan mengetahui penyebab kecewa, kita dapat menghindari kecewa. Saat ini yang saya ketahui penyebab kecewa ada satu yakni Harapan yang berlebih terhadap sesuatu.

Ketika saya sangat mencintai seorang wanita namun ternyata dia tidak memiliki perasaan yang sama dengan saya, saya akan kecewa. Ketika saya sangat berharap memiliki motor namun yang saya dapat hanya sepeda roda tiga, saya akan kecewa.

Akan beda jika harapan tersebut disandarkan pada Allah swt. Saya yakin segala harapan saya pasti akan diberikan yang terbaik. Tapi kan ada juga permohonan kita yang tidak dikabulkan Allah swt? bener ada permohonan yang tidak dikabulkan. Mungkin yang terbaik tidak dikabulkan.

Ada 3 kondisi harapan yang kita sandarkan pada Allah swt.:

* Dikabulkan.
* Ditunda pengabulan harapannya.
* Diganti dengan yang lebih baik.

Jadi pasti dikabulkan dengan pengabulan yang terbaik dari Allah swt.

Allahu 'alam

Disini Juga Ada

Pena, Tinta & Ilmu

Dalam satu hadis disebutkan pena-pena telah diangkat dan tinta telah kering. Pena dan tinta tersebut dipergunakan untuk menuliskan segala ketetapan atas makhluk yang telah Allah swt. ciptakan.

Pena dan tinta tersebut menuliskan berbagai macam pengetahuan dan ilmu yang menjadi bekal bagi makhluk Nya dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan kehidupan di akhirat kelak.

Pena dan tinta tersebut menuliskan 4 perkara ketika manusia dilahirkan :

1. menetapkan rizkinya,
2. ajalnya,
3. amalnya dan
4. kecelakaan atau kebahagiaannya.

Berbagai macam ilmu telah Allah swt. persiapkan untuk makhluknya. Ilmu agama ataupun ilmu dunia. Ilmu matematika, ilmu sosial, ilmu bioteknologi, ilmu kesehatan, dll. semuanya telah Allah swt tulis menggunakan pena dan tinta tersebut. Semua yang tertulis tersebut merupakan ketetapan Allah swt atas hamba Nya.

Segala yang tertulis menggunakan pena dan tinta tersebut tidak ada yang tidak bermanfaat, tidak ada yang tidak ada tujuannya. Semua yang tertulis ada manfaatnya, ada tujuannya dan tidak sia-sia.

Segalanya telah dibuatkan skenarionya oleh Allah. Siapapun dapat mengambil hikmah dari tulisan tersebut, namun hanya mereka yang berusaha mendekat kepada Allah swt saja yang akan memperoleh manfaat dari hikmah yang mereka peroleh.

Last but not least,
What i’m talking about up there??

The point is, Allah swt telah menetapkan berbagai macam ilmu tinggal usaha manusia untuk memperolehnya dan mengamalkannya. Untuk dunianya dan juga untuk akhiratnya.

Allahu 'alam

Disini Juga Ada

Kondisi Bumi dari Waktu Ke Waktu

Pengen tau?? lihat dibawah dan klik aja waktu yang diinginkan dalam tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit, saat ini. Untuk peramalan kondisi bumi kedepan dilihat dari berbagai sudut. So

Save The Earth
Save The People


Feed

Sampaikan Walau Satu Ayat

↑ Grab this Headline Animator

Subscribe to Sampaikan Walau Satu Ayat by Email

I heart FeedBurner

Powered By Blogger