Jauhi Larangan & Laksanakan Perintah

Pada suatu masa di zamana Nabi Musa as. terdapat pembunuhan yang tidak diketahui siapa yang melakukannya. Karena permasalahan ini, bani Israil menanjakan perihal ini kepada Nabi Musa as. Nabi Musa as. kemudian meminta mereka untuk mencari seekor sapi untuk memecahkan permasalahan ini. Sudah wataknya bani Israil yang entah bisa dikatakan kritis atau terlalu nyeleneh, mereka menanyakan perihal sapi tersebut.

Mereka menanyakan jenisnya sapi jantan atau betina, warna kulitnya, berat tubuhnya, pernah digunakan untuk bekerja atau belum, dsb. Alhasil pertanyaan-pertanyaan mereka tersebut malah membebani mereka sendiri dalam mencari sapi yang dimaksud.

Sesungguhnya dalam Agama Islam yang dijabarkan dalam Al quran dan Assunah sudah memberikan kejelasan terhadap perintah dan larangan. Cukuplah perintah dan larangan tersebut dipatuhi tidak perlu seperti layaknya bani Israil yang menanyakan itu ini yang kemudian memberatkan diri sendiri.

Ketika di bulan Ramadhan, Rasulullah saw. melaksanakan sholat yang dikenal dengan sholat tarawih selama beberapa malam di awal Ramadhan. Ketika semakin banyak yang turut berjamaah dengan beliau, Rasulullah saw malah berhenti di malam berikutnya karena dikhawatirkan amalan tersebut malah jadi di wajibkan.

Dari hadist arbain kesembilan berbunyi :

Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Sakhr radhiallahuanhu dia berkata
: Saya mendengar Rasulullah
e bersabda : Apa yang aku larang hendaklah kalian menghindarinya dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian laksanakan semampu kalian. Sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian adalah karena banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna) dan penentangan mereka terhadap nabi-nabi mereka. (Bukhori dan Muslim)

Dari hadits diatas dapat ditarik pelajaran :

1. Wajibnya menghindari semua apa yang dilarang oleh Rasulullah e.

2. Siapa yang tidak mampu melakukan perbuatan yang diperintahkan secara keseluruhan dan dia hanya mampu sebagiannya saja maka dia hendaknya melaksanakan apa yang dia mampu laksanakan.

3. Allah tidak akan membebankan kepada seseorang kecuali sesuai dengan kadar kemampuannya.

4. Perkara yang mudah tidak gugur karena perkara yang sulit.

5. Menolak keburukan lebih diutamakan dari mendatangkan kemaslahatan.

6. Larangan untuk saling bertikai dan anjuran untuk bersatu dan bersepakat.

7. Wajib mengikuti Rasulullah e, ta’at dan menempuh jalan keselamatan dan kesuksesan.

8. Al Hafiz berkata : Dalam hadits ini terdapat isyarat untuk menyibukkan diri dengan perkara yang lebih penting yang dibutuhkan saat itu ketimbang perkara yang saat tersebut belum dibutuhkan.


Allahu 'alam

No comments:

Feed

Sampaikan Walau Satu Ayat

↑ Grab this Headline Animator

Subscribe to Sampaikan Walau Satu Ayat by Email

I heart FeedBurner

Powered By Blogger