"Barangsiapa yang mengadakan hal baru dalam urusan (agama) yang tidak ada landasan hukumnya, maka ia tertolak." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Muslim, Rasulullah saw. bersabda,
"Barangsiapa mengerjakan amalan, tanpa didasari perintah kami, maka ia tertolak."
Hadist diatas merupakan hadist kelima dari kumpulan hadist arbain susunan Imam An Nawawi. Dari hadist diatas dapat diambil beberapa kesimpulan :
- Setiap perbuatan ibadah yang tidak bersandar pada dalil syar’i ditolak dari pelakunya.
- Larangan dari perbuatan bid’ah yang buruk berdasarkan syari’at.
- Islam adalah agama yang berdasarkan ittiba’ (mengikuti berdasarkan dalil) bukan ibtida’ (mengada-adakan sesuatu tanpa dalil) dan Rasulullah e telah berusaha menjaganya dari sikap yang berlebih-lebihan dan mengada-ada.
- Agama Islam adalah agama yang sempurna tidak ada kurangnya.
Banyak yang mempertentangkan mengenai bid'ah ini, kalo saya pribadi melihat permasalahan ini kepada berbedanya pemahaman masing-masing orang dalam menyikapi suatu permasalahan. Sabda Rasulullah saw. benar yang mengatakan "setiap yang baru adalah sesat". Dalam konteks agama Islam, dalam surat Al Maidah ayat 3 dikatakan Allah swt. telah meridhai Islam sebagai agama kita.
Meridhai disini saya melihatnya segala yang ada dalam agama Islam sudah pas, sudah sempurna, tidak perlu ada penambahan, dan tidak perlu ada pengurangan. Ketika seseorang merasa agama ini masih ada kekurangan atau kelebihan, maka sesungguhnya dia sudah menyalahi keridhoan Allah swt. akan agama ini.
Contoh kaum yang sesat adalah kaum nasrani dan kaum yang menyesatkan adalah kaum yahudi. kenapa nasrani sesat? dikarenakan mereka mengada-ada (bid'ah) dalam agama dengan mengatakan Isa as. sebagai Tuhan. Hal ini menyangkut pada aqidah, ketika menyangkut aqidah umat Islam harus tegas mengatakan "ini bukan Islam".
Cukup sandarkan segala apa yang kita lakukan kepada Al Quran dan Al Hadist dan tidak perlu menambahkan atau mengurangi apa yang ada dalam Islam.
Allahu'alam
No comments:
Post a Comment