Romantisme Cinta Seorang Muslim
Film ini mengambil shooting di India dan Indonesia.
Seperti apa esensi cinta yang terlukis? Cinta bisa jadi agung dan mengharubiru, namun dapat juga kemudian berubah menjadi picisan. Cinta itu bisa indah dan membuat bahagia, tetapi cinta bisa pula berubah menjadi petaka.
Cinta hakikatnya adalah sumber universal kehidupan manusia. Karena itu sesungguhnya ada sesuatu yang mulia dan sakral darinya, yakni cinta yang berlandaskan iman yang akan mengekalkan makna cinta sekaligus menguatkan arti cinta itu sendiri.
Cinta yang berlandaskan iman itu tersirat dalam kisah film Ayat-ayat Cinta. Film arahan sutradara muda Hanung Bramantyo yang dibintangi antara lain Fedi Nuril, Rianti Cartwright, Carissa Puteri, Zaskia Adya Mecca, dan Melanie Putria, itu akan menghiasi layar bioskop-bioskop di di Tanah Air dalam waktu dekat.
''Ini adalah kisah cinta, tapi bukan cuma sekadar kisah cinta yang biasa. Ini tentang bagaimana menghadapi turun-naiknya persoalan hidup dengan cara Islam,'' tutur Hanung mengenai film Ayat-ayat Cinta. Film ini merupakan hasil adaptasi dari novel Islami populer berjudul sama, karya Habiburrahman El Shirazy. Novel Ayat-yat Cinta merupakan pelopor karya sastra Islam yang diterbitkan pertama kali pada 2004 melalui penerbit Basmala dan Republika.
Hanung menilai novel tersebut relatif sempurna, di mana sang tokoh utama mempunyai sifat yang tanpa cela. Namun dalam kosep tontonan, ia berusaha melakukan penyesuaian. ''Di film dibikin tokoh utamanya sebagai manusia yang juga punya banyak salah, bukan bukan lelaki sempurna. Tapi, yang membuatnya tampak sempurna, karena dia sadar bahwa dirinya tidak sempurna,'' ujar Hanung mengenai film ketiga produksi MD Productions ini.
Ia mengaku tidak mudah membuat film bernapaskan Islami yang mengambil lokasi shooting di India dan Indonesia. Meskipun berniat untuk tidak menjadikan Ayat-ayat Cinta sebagai film agama, seperti novelnya, namun, Hanung tetap menginginkan agar film itu tidak berbeda jauh dari aslinya.
''Aku mulai sadar bahwa tidak mudah membuat film agama. Film yang membuat penonton bercermin. Dan, agama adalah cermin bagi manusia untuk senantiasa melihat kembali dirinya, kotor, atau bersih?,'' tutur peraih piala Citra lewat film Brownies ini.
Pilihan
Film yang didukung dengan themesong Ayat-ayat Cinta ciptaan Melly Goeslaw dan dinyanyikan Rossa, ini mengisahkan tentang kehidupan seorang mahasiswa Indonesia bernama Fahri bin Abdullah Shiddiq (Fedi Nuril) yang sedang mengenyam pendidikan di Universitas Al-Azhar Mesir. Pria ganteng berusia 28 tahun, ini cerdas, simpatik, bersahaja, dan memegang teguh prinsip hidup dan kehormatannya. Hal itu membuat beberapa gadis jatuh hati padanya.
Fahri menjalankan hidup apa yang diajarkan kepadanya, berkutat dengan berbagai macam target dan kesederhanaan hidup. Semua target dijalaninya dengan penuh antusiasme kecuali satu, menikah.
Kenapa? Karena Fahri adalah laki-laki taat yang begitu lurus. Dia tidak mengenal pacaran sebelum menikah. Dia kurang artikulatif saat berhadapan dengan mahluk bernama perempuan. Hanya ada sedikit perempuan yang dekat dengannya selama ini, neneknya, ibunya, dan saudara perempuannya.
Betul begitu? Sepertinya pindah ke Mesir membuat hal itu berubah. Fahri dihadapkan pada kejutan-kejutan menarik atas pilihan hatinya. Adalah Maria Girgis (Carissa Putri), gadis Kristen Koptik yang mengagumi Alquran dan jatuh cinta pada Islam. Maria bertetangga dengan Fahri. Dia menderita, karena cinta yang teramat dalam kepada Fahri. Sayang cinta Maria hanya tercurah dalam diary saja.
Kemudian muncul Nurul binti Ja'far Abdur Razaq (Melanie Putria), anak seorang kyai terkenal di Jawa Timur yang juga mengeruk ilmu di Universitas Al Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis manis ini.
Sayang rasa mindernya yang hanya anak keturunan petani membuatnya tidak pernah menunjukkan rasa apa pun pada Nurul. Sementara Nurul, dengan aura yang menenangkan, kecerdasan, dan kualitasnya menyatukan segala kelebihannya. Dia sangat percaya diri menginginkan Fahri sebagai suaminya.
Noura bin Bahadur, 22 tahun (Zaskia Adya Mecca). Gadis Mesir yang bertetangga dengan Fahri ini hidupnya sangat menderita, karena sering 'disiksa' oleh ayahnya. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingin menolongnya.
Terakhir muncullah Aisha (Rianti Cartwright). Mahasiswi asing keturunan Jerman dan Turki, ini sangat cerdas, cantik, dan kaya raya. Aisha yang memiliki mata indah ini menyihir Fahri. Sejak sebuah kejadian di Metro, saat Fahri membela Islam dari tuduhan kolot dan kaku, Aisha jatuh cinta pada Fahri. Dan Fahri juga tidak bisa membohongi hatinya.
memutuskan untuk menikah dengan Aisah, tiga perempuan lainnya menjadi patah hati, dan mereka pun melakukan cara masing-masing untuk mengatasi patah hati itu. Ada yang memfitnah, ada yang menangis meraung-raung untuk meminta dan rela untuk dipoligami, ada juga yang frustasi dan akhirnya jatuh sakit.
Secara keseluruhan alur cerita film ini menarik, dan mungkin tergolong asing bagi pecintan film nasional. Daya tarik film ini lebih kuat lagi dengan alunan suara Rossa yang mengantarkan theme song bertajuk Ayat-ayat Cinta yang begitu romantis. ruz
( )http://republika.co.id/koran_detail.asp?id=324251&kat_id=383
No comments:
Post a Comment